Jumat, 25 Januari 2013

Penyakit yang diakibatkan E.Coli

 
Bakteri Escherichia coli dapat menyebabkan terjadinya epidemik penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan seperti
kolera, tifus, disentri, diare dan penyakit cacing. Bibit penyakit ini berasal dari feses manusia yang menderita penyakit-penyakit tersebut. Indikator yang menunjukkan bahwa air rumah tangga sudah dikotori feses adalah dengan adanya Escherichia coli dalam air tersebut karena dalam feses manusia baik dalam keadaan sakit maupun sehat terdapat bakteri ini dalam tubuhnya.
Bakteri Escherichia coli dapat juga menimbulkan pneumonia, endokarditis, infeksi pada luka dan abses pada organ. Bakteri ini juga merupakan penyebab utama meningitis pada bayi yang baru lahir dan penyebab infeksi tractor urinarius (pyelonephritis cysticis) pada manusia yang dirawat di rumah sakit (infeksi nosokomial). Pencegahannya dilakukan melalui perawatan yang sebaik-baiknya di rumah sakit yaitu berupa pemberian antibiotic dan tindakan antiseptic dengan benar.
Beberapa Penyakit yang Disebabkan Oleh Bakteri Escherichia coli adalah:
Penyakit diare
Bakteri Escherichia coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan diseluruh dunia. Bakteri ini diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya dan setiap grup menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda seperti yang sudah diutarakan. Gejalanya yaitu diare yang merupakan buang air besar yang encer dengan frekuensi 4x atau lebih dalam sehari, kadang disertai muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu makan, bahkan darah dan lender dalam kotoran. Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.
Infeksi saluran kemih
Penyebab yang paling sering dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90% wanita muda. Gejalanya yaitu sering kencing, disuria, hermaturia, dan piura. Kebanyakan infeksi ini disebabkan oleh Escherichia coli dengan sejumlah tipe antigen O.
Sepsis
Bila pertahanan tubuh ibu tidak kebal, Escherichia coli dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan sepsis. Bayi yang baru lahir dapat sangat rentan terhadap sepsis Escherichia coli karena tidak memiliki antibody IgM. Sepsis dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih.
Meningitis
Escherichia coli merupakan salah satu penyebab utama meningitis pada bayi. Bakteri Escherichia coli dari kasus meningitis ini mempunyai antigen KI. Mekanisme virulensi yang berhubungan dengan antigen KI tidak diketahui

Salmonella typhimurium

Kelas : Psilopsida
Ordo : Psilotales
Family : Psilotaceae
Genus : Salmonella
Species : Salmonella typhi

Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan dan minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infekti.

Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2 - 4 mikrometer x 0.5 - 0.8 mikrometer dan bergerak. Salmonella typhi merupakan bakteri fakultatif intraseluler. Salmonella juga memiliki dua pathogenicity island yaitu SPI-1 dan SPI-2. SP-2 mengandung gen esensial untuk infeksi sistemik, replikasi intraseluler dan TTSS (type III secretion system) yang melindungi bakteri untuk tetap hidup dari proses degradasi.

Potensi Demam tifoid yang disebabkan oleh Salmonella typhi merupakan penyakit sistemik, bersifat endemik, dan masih merupakan problema kesehatan diberbagai Negara berkembang di dunia.

Salmonella typhi memiliki protein adhesin type-] fimbriae sebagai faktor virulensi yang berpotensi imunogenik untuk membentuk SigA protektif guna menghambat proses adhesi dan kolonisasi sehingga tahap awal infeksinya dapat dicegah. Fisiologis Pada umumnya isolat kuman Salmonella dikenal dengan sifat sifat, gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, laktosa, Voges Praskauer dan KCN. Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan H2S. Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada fermentase glukosa. Pada agar SS,Endo,
EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk bulat, kecil dan tidak berwana, pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat logam akibat pembentukan H2S



Jumat, 28 Desember 2012

ALAT-ALAT LABORATORIUM DAN FUNGSINYA PADA HASIL PENGAMATAN

Seperti yang telah kita ketahui, dalam melakukan suatu percobaan tentunya memerlukan alat-alat praktikum. Adapun beberapa alat yang dapat kalian ketahui sebagai berikut ☺

1.Kaca Arloji
Bahan : kaca jenis soda kapur
Ukuran : 80 mm, 150 mm, diameter 76 cm, dan 150 cm
Fungsi : sebagai penutup gelas kimia saat dipanaskan, tempat menimbang dan mengeringkan.

2.Corong
Bahan : plastik atau kaca
Ukuran : diameter 60 mm, 75 mm, 100 mm.
Fungsi : sebagai tempat kertas saring yang digunakan untuk membuat campuran ke dalam tabung yang mulutnya kecil.

3.Batang pengaduk
Bahan : kaca
Ukuran : 15 cm, 20 cm, 30 cm
Fungsi : untuk mengaduk larutan agar tetap homogen atau agar zat padat cepat larut

4.Neraca digital
Bahan : logam atau kaca
Ukuran : ketelitian 0,01 gr sampai 0,1 mg
Fungsi : untuk menimbang bahan kimia dalam skala atau jumlah yang besar

5.Oven
Bahan : logam
Ukuran : _
Fungsi : tempat untuk memanaskan atau mengeringkan suatu sampah

6.Rak tabung
Bahan : kayu atau plastic
Ukuran : diameter tabung 15 mm, 20 tabung
Fungsi : untuk meletakkan tabung reaksi supaya tersusun rapi dan indah

7.Labu Erlenmeyer
Bahan : kaca jenis soda kapur
Ukuran : 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml
Fungsi : untuk menyimpan dan memanaskan larutan, untuk menampung filtrate hasil penyaringan, untuk menampung titran pada proses hasil titrasi, dapat pula digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung aquadest

8.Pipet gondok
Bahan : kaca jenis borosilikat
Ukuran : volume ukuran 1 ml, 2 ml, 5 ml, 10 ml, 25 ml
Fungsi : untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tetap

9.Kertas saring
Bahan : Kertas selulosa murni
Ukuran : 58x58 cm, dengan diameter 10 cm
Fungsi : untuk menyaring larutan yang bersifat heterogen

10.Multimeter
Bahan : alat listrik
Ukuran : -
Fungsi : sebagai voltmeter dalam mengukur tegangan listrik

11.Desikator
Bahan : kaca
Ukuran : -
Fungsi : 1. Tempat menyimpanan sampel yang harus bebas air
              2. Untuk mengeringkan padatan

12.Penjepit kayu
Bahan : kayu
Ukuran : -
Fungsi : untuk menjepit tabung reaksi saat dipanaskan

13.Plat tetes
Bahan : porselen
Ukuran : 6 lubang dan 12 lubang
Fungsi : untuk menguji keasaman larutan, mereaksikan zat dalam jumlah kecil

14.Kasa abses
Bahan : logam
Ukuran : 14x14 cm, 16x16 cm, 20x20 cm, 30x30 cm
Fungsi : sebagai alat pemanas atau pembakar api dan wadah yang dipanaskan

15.Buret
Bahan : kaca jenis borosilikat
Ukuran : volume ukuran 10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml
Fungsi : untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi

16.Kaki tiga
Bahan : besi
Ukuran : diameter 13 cm dan tinggi 15 cm
Fungsi : sebagai tungku atau penyangga wadah yang digunakan saat pemanasan

17.Gelas ukur
Bahan : kaca jenis soda kapur
Ukuran : 10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml
Fungsi : untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah besar

Kamis, 13 Desember 2012

Analis Kesehatan Poltekkes Medan

D3 Analis Kesehatan ( Terakreditasi A ) PDF Cetak E-mail
Program studi D-3 Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Medan merupakan program studi yang bertujuan menghasilkan Ahli Madya Analis Kesehatan profesional dan kompeten dibidang kesehatan. Program Studi D-3 Analis Kesehatan Poltekkes Medan dilaksanakan berdasarkan kurikulum Berbasis Kompetensi dengan masa studi selama 6 semester dan beban studi 120 SKS.

Fasilitas Pembelajaran
Proses belajar mengajar didukung dengan sarana pendidikan yang memadai antara lain Laboratorium: Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, Parasitologi, Herologi, Imonologi, Kimia Analisa, Kimia Air Makanan dan Minuman, Kimia Farmasi dan Toksikologi serta fasilitas pendukung lainnya seperti : Perpustakaan, Laboratorium Komputer, Laboratorium Bahasa dan lain¬lain.

Prospek Kerja
Lulusan Ahli Madya Analis Kesehatan mampu bekerja sesuai dengan bidangnya di berbagai laboratorium klinik Rumah Sakit pemerintah atau swasta, Industri Pangan (Air, Makanan, Minuman), Industri Jamu dan Obat, Balai Pengujian Mutu Barang dan lain-lain. Hal ini telah dilakukan kegiatan rekruitmen calon karyawan dan kerjasama dengan pihak pengguna lulusan, antara lain: RS.Pirngadi Medan,RSUP.H.Adam Malik,BPOM Medan,Laboratorium Klinik Prodia dan lain-lain.